Review Pertemuan Kelima
Dosen Dr.Prihantoro
Mata Kuliah Bank dan Lembaga Keuangan 2
Untuk melihat kondisi sebuah
bank, kita dapat melihat pada LDR. Apa itu LDR? LDR (Loan Deposit Ratio) adalah kredit yang mampu dikeluarkan oleh suatu
bank untuk pinjaman ke masyarakat. LDR ini didapat dari dana yang dihasilkan
dari simpanan masyarakat ditambah dengan modal bank itu sendiri.
Dari ilustrasi diatas menjelaskan
bahwa ada tiga kondisi bank dalam kebijakan mengeluarkan LDR (kredit yang
disalurkan oleh bank ke masyarakat) :
- Konservatif adalah dimana suatu bank dalam kondisi mengeluarkan LDR dibawah rata-rata.
- Moderate adalah bank mengeluarkan LDR dalam kondisi rata-rata.
- Ekspansif adalah bank mengeluarkan LDR hingga 110% (kondisi maks suatu bank mengeluarkan LDR).
Jika suatu bank dalam kondisi
kebijakan ekspansif maka menandakan bahwa perusahaan tersebut bisa menyalurkan
LDR nya hingga 110%. Semakin banyak kredit yang disalurkan ke masyarakat maka
semakin besar laba yang akan dihasilkan oleh suatu bank.
Apa faktor berikutnya?
1.Optimalisasi
TL = R – C
Laba suatu bank didapatkan dari R
(revenue / pendapatan) dikurangi dengan C (cost / biaya), dan dapat disimpulkan
bahwa untuk memaksimalkan laba kita harus optimalisasi
R dan efisiensi C.
Optimalisasi
Pendapatan (R)
Ada dua hal yang dapat dilakukan
bank untuk optimalisasi R yaitu :
1.Interest spread income (i2-i1) ,bank bisa meningkatkan bunga yang
berasal dari selisih bunga yang dipinjamkan pada masyarakat dengan bunga jika
masyarakat menyimpan dana.
2.Fee based income yaitu jasa-jasa bank seperti kliring, valas,
transfer, sale deposit. Kegiatan ini berasal dari dana pihak ketiga, yang fokus
untuk menaikkan sisi deposit bank.
Efisiensi
Biaya (C)
1.Kegiatan Operasional yaitu
dengan adanya Teknologi Informasi.
Teori Productivity Paradoks mengatakan bahwa dengan adanya Teknologi
Informasi dalam suatu perusahaan adalah suatu pemborosan. Namun dalam sektor
keuangan teori tersebut dibantah, karena terbukti jika Teknologi Informasi pada
sektor keuangan dapat memaksimalkan kegiatan operasional. Bank melayani banyak
masyarakat setiap harinya dan jika dalam suatu bank menggunakan TI dalam
kegiatan operasionalnya maka bank akan beroperasi lebih efektif dan efisien.
2.Human Resource
Sebuah perusahaan dituntut untuk
memiliki human capital yang
berkualitas. Maksud dari human capital disini adalah bagaimana perusahaan merekrut
karyawan yang memiliki wawasan luas dan inovatif serta dapat melakukan kegiatan
multitasking. Perusahaan akan lebih untung jika mempunyai 5 karyawan yang berkualitas
daripada 10 karyawan yang tidak bisa apa-apa.
Berikutnya adalah memberikan
fasilitas dan kemudahan pada masyarakat, salah satunya adalah adanya ATM.
Dengan adanya ATM masyarakat akan lebih mudah jika akan melakukan transaksi dan
pada sisi bank, bank bisa menghemat teller karena transaksi bisa dilakukan di
ATM.
2.Likuiditas
Kita lihat dari likuiditas sebuah
bank dengan melihat LRR. Legal Reserve Requirement (LRR) adalah ketentuan bagi
setiap bank umum untuk menyisihkan sebagian dari dana pihak ketiga yang
berhasil dihimpunnya dalam bentuk giro wajib minimum berupa rekening bank pada
Bank Indonesia. Dana LRR ini dibagi atas Reserve Requirement dan Excess
Requirement (dana cadangan).
Kondisi
rekening bank pada Bank Indonesia
High maka
akan terjadi Unloanable Fund sehingga bank memiliki cadangan dana yang lebih
banyak dan resiko yang aman tapi interest
spread income rendah.
Low maka akan terjadi Loanable Fund
sehingga interest spread income akan tinggi namun resiko yang ditanggung akan
semakin besar.
Jika
terjadi kondisi tersebut maka akan terjadi resiko safe liquidity shock atau kondisi dimana dalam satu waktu nasabah
akan menarik dana mereka pada bank. Namun resiko tersebut dapat diatasi dengan
adanya Risk Management.
Selain
itu sebuah bank jika ingin bertahan dan meningkatkan laba harus melakukan
ekspansi, salah satunya adalah dengan cara konglomerasi. Apa itu konglomerasi?
Lihat ilustrasi berikut
Pada
suatu hari Siti Bank ingin melakukan ekspansi usaha dengan cara bekerja sama
dengan PT.X (perusahaan leasing). PT.X bekerja sama dengan PT.Honda untuk
mendapatkan barang yaitu motor, ternyata PT.Honda adalah perusahaan yang
bekerja sama dengan Siti Bank untuk meminjam dana guna membuat motor. Dari
kerja sama ini PT.X dan PT.Honda menjual barang nya ke konsumen dalam bentuk
kredit. Suatu saat konsumen dari PT.Honda meninggal dunia dan tidak bisa
meneruskan biaya cicilan motornya lagi. (Kondisi 1)
Melihat
kondisi tersebut PT.Honda bekerja sama dengan perusahaan asuransi PT.IZK agar
kerugian yang ditanggung tidak terlalu besar. Dari harga motor 10 juta , PT.IZK
menanggung 10 juta dan akan mendapatkan premi (katakan) sebesar
10rb/bulan.(Kondisi 2)
PT.IZK
berpikir bahwa jika mereka menanggung semuanya maka resiko kerugian akan sangat
besar, maka dari itu PT.IZK melakukan kerja sama dengan PT.KL untuk menaggung
biaya cicilan tersebut (peristiwa ini dinamakan dengan reasuransi).
Sehingga setelah melakukan kerja sama maka PT.KL akan menanggung 2 juta dan
menerima premi hanya 2rb/bulan dan PT.KL menanggung 8jt dan menerima premi
perbulan sebesar 8rb. (Kondisi 3)
Suatu
saat, PT.KL berniat untuk membagi resiko nya pada PT. OP yang memiliki modal
lebih besar dan di Indonesia perusahaan seerti inibelum ada. PT.OP menanggung
dana seesar 6jt dan menerima premi 6rb/ bulan, sehingga PT.KL hanya menanggung
sebesar 2 jt saja.
Pertanyaan
kita apakah PT.OP tidak rugi menanggung resiko sebesar itu? oleh karena itu
PT.OP harus mmiliki modal yang sangat besar, dan dari manakah modal itu? kita
asumsikan bahwa PT.Op memiliki anak perusahaan OK,LO dan MO. Tiga anak
perusahaan tersebut membeli saham Siti Bank pada IPO dengan presentase (25% ,
20% , 15%). Seiring berjalannya waktu dengan pembelian saham yang dilakukan
dari anak perusahaan PT.OP maka capital gain yang didapatkan akan semakin
besar.
Maka
dari itu suatu saat maka saham dari Siti Bank yang bekerja sama dengan PT.X,
PT.Honda, PT.IZK, PT.KL akan dikuasai oleh PT.OP. Inilah yang dinamakan dengan
konglomerasi atau penjajahan modern.
0 komentar:
Post a Comment