Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi
perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih
baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai
proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam
bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan
indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat
dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi.
- Sumber daya alam dan tingkat perekonomian suatu negara memiliki kaitan yang erat, dimana kekayaan sumber daya alam secara teoritis akan menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi, pada kenyataannya hal tersebut justru sangat bertentangan karena negara-negara di dunia yang kaya akan sumber daya alamnya seringkali merupakan negara dengan tingkat ekonomi yang rendah. Kasus ini dalam bidang ekonomi sering pula disebut Dutch disease. Hal ini disebabkan negara yang cenderung memiliki sumber pendapatan besar dari hasil bumi memiliki kestabilan ekonomi sosial yang lebih rendah daripada negara-negara yang bergerak di sektor industri dan jasa. Di samping itu, negara yang kaya akan sumber daya alam juga cenderung tidak memiliki teknologi yang memadai dalam mengolahnya. Korupsi, perang saudara, lemahnyapemerintahan dan demokrasi juga menjadi faktor penghambat dari perkembangan perekonomian negara-negara terebut.Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan pembenahan sistem pemerintahan, pengalihan investasi dan penyokongan ekonomi ke bidang industri lain, serta peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam pemberdayaan sumber daya alam. Contoh negara yang telah berhasil mengatasi hal tersebut dan menjadikan kekayaan alam sebagai pemicu pertumbuhan negara adalah Norwegia dan Botswan
- Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
- Budaya, Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
- Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
Menurut Sunariyah (2003:4): “Investasi adalah penanaman
modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu
lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.”
Dewasa ini banyak negara-negara yang melakukan kebijaksanaan yang bertujuan
untuk meningkatkan investasi baik domestik ataupun modal asing. Hal ini
dilakukan oleh pemerintah sebab kegiatan investasi akan mendorong pula kegiatan
ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang
dihasilkan, penghematan devisa atau bahkan penambahan devisa.
Apa saja macam-macam Investasi?
Investasi tabungan berjangka bisa dibilang adalah
investasi tidak berisiko. Fungsinya sama dengan menabung. Bedanya, kalau
tabungan biasa kita bisa mengambilnya setiap saat, tapi investasi tabungan
berjangka tidak bisa diambil sebelum jangka waktunya berakhir, atau jatuh
tempo. Bujet yang dibutuhkan untuk tabungan ini kecil kisaran antara 100-200
ribu sebulan, dan bisa lebih. Tabungan ini bisa kita ambil dalam jangka 5
sampai 10 tahun ke depan.
Deposito hampir sama seperti tabungan berjangka. Namun,
kurun waktunya tidak sepanjang tabungan berjangka. Kita pun tidak harus
menyetorkan nyasetiap bulan sekali. Deposito hanya sekali setoran dan
diendapkan dalam jangka waktu tertentu. Bunga deposito lebih besar daripada
tabungan. Kalau Anda memiliki uang beku dan dalam jangka satu tahun baru
digunakan, deposito adalah Investasi terbaik.
Emas. Nah, bila memiliki dana beku dan dalam waktu yang
lama, lebih baik alihkan saja untuk membeli emas batangan. Mulai dari 10 gram,
sampai 100 gram juga ada. Nilai emas selalu naik sebanyak 30% dalam setahun.
Jadi, tidak akan rugi memiliki emas. Kalau uang bisa mengalami Inflasi, nilai
emas selalu tetap. Artinya, emas mengikuti inflasi. Tidak pernah terjadi nilai
emas akan jatuh, lagi pula investasi dalam bentuk emas juga lebih bebas riba.
Investasi Saham. Untuk investasi ini, kita harus
benar-benar memperhatikan dengan baik kondisi pasar atau bursa saham. Kalaupun
tidak, kita bisa meminta orang yang lebih ahli untuk memilihkan saham bagi
kita. Banyak sekali saham reksadana dijual. Nilainya pun naik dan turun,
disesuaikan dengan fluktuasi pasar. Jadi, ada kalanya nilai saham kita
melambung dan membuat kita untung 30-50%. Namun, jika sedang sial, nilai saham
kita jatuh sampai titik minus. Kalau itu terjadi, jangan menjual saham Anda,
biarkan dia mengendap dan tetaplah berhati-hati. Fluktuasi pasar adalah sesuatu
yang tidak bisa diprediksi. Namun, Anda bisa memainkan saham yang aman yang
lebih terfokus pada jual beli kebutuhan riil, seperti garam, gula, beras dan
kopi.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi investasi dalam perekonomian
Indonesia
- Pengaruh
Nilai Tukar
Secara teoritis dampak perubahan tingkat / nilai tukar
dengan investasi bersifat uncertainty (tidak pasti). Shikawa (1994),
mengatakan pengaruh tingkat kurs yang berubah pada investasi dapat langsung
lewat beberapa saluran, perubahan kurs tersebut akan berpengaruh pada dua
saluran, sisi permintaan dan sisi penawaran domestik. Dalam jangka pendek,
penurunan tingkat nilai tukar akan mengurangi investasi melalui pengaruh
negatifnya pada absorbsi domestik atau yang dikenal dengan expenditure
reducing effect. Karena penurunan tingkat kurs ini akan menyebabkan nilai
riil aset masyarakat yang disebabkan kenaikan tingkat harga-harga secara umum
dan selanjutnya akan menurunkan permintaan domestik masyarakat. Gejala diatas
pada tingkat perusahaan akan direspon dengan penurunan pada pengeluaran /
alokasi modal pada investasi.
Pada sisi penawaran, pengaruh aspek pengalihan pengeluaran (expenditure
switching) akan perubahan tingkat kurs pada investasi relatif tidak
menentu. Penurunan nilai tukar mata uang domestik akan menaikkan produk-produk
impor yang diukur dengan mata uang domestik dan dengan demikian akan
meningkatkan harga barang-barang yang diperdagangkan / barang-barang ekspor (traded
goods) relatif terhadap barang-barang yang tidak diperdagangkan (non
traded goods), sehingga didapatkan kenyataan nilai tukar mata uang domestik
akan mendorong ekspansi investasi pada barang-barang perdagangan tersebut.
- Pengaruh
Tingkat Suku Bunga
Tingkat bunga mempunyai pengaruh yang signifikan pada
dorongan untuk berinvestasi. Pada kegiatan produksi, pengolahan barang-barang
modal atau bahan baku produksi memerlukan modal (input) lain untuk menghasilkan
output / barang final.
- Pengaruh
Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi
hal ini disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko
proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat
mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta menimbulkan distrosi
informasi tentang harga-harga relatif. Disamping itu menurut Greene dan
Pillanueva (1991), tingkat inflasi yang tinggi sering dinyatakan sebagai ukuran
ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu ketidakmampuan pemerintah dalam
mengendalikan kebijakan ekonomi makro.
Di Indonesia kenaikan tingkat inflasi yang cukup besar
biasanya akan diikuti dengan kenaikan tingkat suku bunga perbankan. Dapat
dipahami, dalam upayanya menurunkan tingkat inflasi yang membumbung,
pemerintah sering menggunakan kebijakan moneter uang ketat (tigh money policy).
Dengan demikian tingkat inflasi domestik juga berpengaruh pada investasi secara
tidak langsung melalui pengaruhnya pada tingkat bunga domestik.
- Pengaruh
Infrastruktur
Seperti dilakukan banyak negara di dunia, pemerintah mengundang
investor guna berpartisipasi menanamkan modalnya di sektor-sektor
infrastruktur, seperti jalan tol, sumber energi listrik, sumber daya air,
pelabuhan, dan lain-lain. Partisipasi tersebut dapat berupa pembiayaan dalam
mata uang rupiah atau mata uang asing. Melihat perkembangan makro-ekonomi saat
ini, terutama memperhatikan kecenderungan penurunan tingkat bunga.
Pembangunan kembali infrastruktur tampaknya menjadi satu
alternatif pilihan yang dapat diambil oleh pemerintah dalam rangka
menanggulangi krisis. Pembangunan infrastruktur akan menyerap banyak tenaga
kerja yang selanjutnya akan berpengaruh pada meningkatnya gairah ekonomi
masyarakat. Dengan infrastruktur yang memadai, efisiensi yang dicapai oleh
dunia usaha akan makin besar dan investasi yang didapat semakin meningkat.
0 komentar:
Post a Comment